Berikut ini kami akan Sharing Mengenai Perserikatan Muhammadiyah yang berupa Pandangan Muhammadiyah dalam berbagai pemahaman Islam, Artikel ini Bersumber dari Situs Terpercaya yang mengupas tentang Organisasi Muhammadiyah.
PEKALONGAN - Sbg organisasi dakwah yg menyerukan utk kembali terhadap Al-Qur’an & Sunnah, sehingga Muhammadiyah sesungguhnya tak mengacu & cenderung pada salah satu mazhab yg sewaktu ini dianut oleh umat Islam. Terhadap ketika yg bersamaan, Muhammadiyah dapat menempatkan diriya dgn tak memposisikan sbg anti-mazhab. Dalam konteks ini, Muhammadiyah berada di tengah ke-2 grup tersebut.
Begitu ditegaskan Ketua PP Muhammadiyah Drs. H. Muhammad Muqoddas, Lc, MA dalam tabligh agung, Pekan (26/4) di Masjid Al-Hikmah Podosugih Pekalongan. Tabligh Agung itu sendiri dimaksudkan juga sebagai fasilitas buat mempersiapkan diri menjelang Muktamar ke-47 Muhammadiyah yg dijadwalkan terjadi di Kota Makassar tanggal 18 – 22 Syawal 1436 H bertepatan terhadap tanggal 3 – 7 Agustus 2015. Hadir dikesempatan tersebut Ketua PDM Hasan Bisysri beserta ribuan jamaah yg memadati Masjid Al-Hikmah yg berlantai dua. Bahkan jamaah hingga meluber ke tempat halaman masjid.
Lebih lanjut Muqaddas menandaskan apabila argumen penting Muhammadiyah menjaga jarak yg sama dgn para imam mazhab, sebab tak adanya satu dalil pula dari Al-Qur’an & hadits yg memerintahkan umat Islam biar menganut salah satu mazhab. “Bahkan para imam tersebut justru menolak utk diikuti, manakala pernyataan yg disampaikannya nyata-nyatanya tidak sejalan bersama Kitabullah & Sunnah,” tutur cowok yg lahir di Yogyakarta, 26 Nopember 1948.
Kita ketahui, bahwa terdapat empat imam mazhab yg jadi rujukan umat Islam didunia, ialah Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii & Imam Ahmad Badan Intelijen Negara Hanbal. Di Indonesia, umumnya merujuk kepada opininya Imam Syafii juga sebagai rujukan mutlak. Sedangkan Muhammadiyah, selalu mengusahakan utk mencari dalil yg paling kuat di antara empat ulama mazhab & mengemukakan dalil tersebut terhadap umat. Dalam aspek ini, Muhammadiyah tak mentah-mentah menerima opini imam mazhab di dalam beraneka perkara keagamaan & keduniaan.
“Kita memiliki Majelis Tarjih yg di dalamnya berisi pakar dari beraneka ragam patuh aturan ilmu keagamaan & selalu mengkaji bermacam macam dalil dalam aspek aqidah, ibadah, syariah ataupun muamalah,” tambah alumni Fakultas Dakwah Kampus Islam Madinah Arab Saudi.
Meskipun begitu, sbg organisasi kemasyarakatan yg mengambil pencerahan pada Bangsa Indonesia, sehingga Muhammadiyah meletakkan toleransi internal sbg salah satu upaya buat memperkuat ukhuwah Islamiyah. “Seringkali kita terjebak di dalam persoalan-persoalan yg amat teknis & bersifat cabang. Sewaktu bukan yakni permasalahan pokok, sehingga Muhammadiyah memberikan toleransi yg amat akbar,” ungkap Dosen Bahasa Arab Fakultas Adab UIN Yogyakarta & Dosen Pendidikan Ulama Tarjih UMY.
Kepada sektor lain, Muqoddas menegaskan apabila selagi ini Muhammadiyah sudah menjalankan perannya yang merupakan sektor dari anak bangsa yg konsisten menerus menjaga kerukunan umat beragama, baik dengan cara internal ataupun eksternal. Di antara bisnis tersebut merupakan dgn mengembangkan dialog bersama pihak yg tidak sama pemikiran, mazhab & bahkan tidak sama agama, guna wujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, negara yg aman & penuh ampunan Allah, sama seperti angan-angan Muhammadiyah.
Source : www,SangPencerah,com
Bagikan Berita Muhammadiyah ini ke teman anda melalui: